Philosophy of Religion and An-Nafs
Main Article Content
Abstract
Mengkaji an nafs adalah sebuah kajian yg pasti tetap menarik. Menafsirkan bagian tentang penting, berguna dan juga fungsinya. Pengertianan nafs banyak yang menuangkan pendapat dan variatif sesuai dengan perspektif masing-masing yg beragam serta latar belakang mereka yang lebih fokus atas hal itu. Semantara itu dari sisi lain pemahaman tentang an nafs dimaksud cukup esensial sejalan dengan keberadaannya didalam diri setiap manusia. Tulisan ini berusaha mengkuliti pemikiran Al-Kindi, salah seorang tokoh terpepuler dan terkemuka dalam filsafat Islam. Buah pemikiran beliau tentang an nafs akan dikaji dari perspektif filsafat agama. Melalui penelusuran bentuk penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif ditemukan bahwa Al-Kindi adalah salah satu filsuf Islam berkebangsaan Arab pertama yang berhasil mengabungkan atau mepersatukan antara filsafat dan agama. Baginya filsafat adalah usaha manusia secara sistematis agar mengetahui kebenaran, sedangkan agama adalah sumber dari kebenaran itu sendiri. Maka dari itu wahyu tidak bertentangan dengan filsafat Letaknya jiwa bagi tubuh adalah sebagai pemberi hidup, sedangkan tubuh adalah hanya sebagai tumpangan. Jiwa dan tubuh adalah dua komponen yang saling melengkapi. Jiwa adalah kesempurnaan pertama bagi jism organik, yang dengannya jisim memiliki kehidupan secara potensial. Jiwa mengambil peran kehidupan bagi tubuh, kalau tidak ada jiwa maka tubuh tidak dapat merasakan apa-apa, dan bahkan tubuh akan lenyap dengan sendirinya.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
How to Cite
References
Anshari, Endang Saifuddin. Kuliah Al-Islam: Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers, 1986.Aravik, Havis, and Hoirul Amri. “Menguak Hal-Hal Penting Dalam Pemikiran Filsafat alKindi.” SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i 6, no. 2 (April 29, 2019):191206. DOI: https://doi.org/10.15408/sjsbs.v6i2.11228
Asmawi, Asmawi. “Epistemologi Hukum Islam: Perspektif Historis, Sosiologis Dalam Pengembangan Dalil.” Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman 32, no. 1 (January 25, 2021): 57–76. DOI: https://doi.org/10.33367/tribakti.v32i1.1393
Daradjat, Amroni, and Suhrawardi. Kritik Filsafat Paripetik. Jakarta: Lkis, 2005. Daudy, Ahmad. Kuliah Filsafat Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1986.
Hadi, Saiful. 125 Ilmuan Muslim Pengukir Sejarah. Jakarta: Insan Cemerlang, 2003. al-Jar, Khalil, and Hana al-Fakhuri. Tarikh al-Falsafah al-‘Arabiyyah. 2nd ed. Beirut: Dar alMa’arif, n.d.
Madkur, Ibrahim. Falsafah Islamiyah. Vol. 2. Makkah: Dar al-Ma’arif, n.d. Nasution, Harun. Falsafah dan Mistisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1973. Filsafat Agama. Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
Nasution, Hasimsyah. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002.
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998.
Rahmatiah,Sitti.“PEMIKIRANTENTANGJIWA(AL-NAFS)DALAMFILSAFAT ISLAM.”Sulesana:JurnalWawasanKeislaman11,no.2(March9,2018). Accessed July 18, 2021. http://journal.uin- alauddin.ac.id/index.php/sls/article/view/4538.
Ridah, Muhammad A. H. Abu, ed. Rasa’il al-Falsafiyyah. Beirut: Dar al-Fikr al-Araby, 1950. Sardar, Ziauddin, ed. Merombak Pola Pikir Intelektual Muslim. Yogyakarta: Pustaka Pelejar, 2000.
Soleh, A. Khudori. “Mencermati Sejarah Perkembangan Filsafat Islam.” TSAQAFAH 10, no. 1 (May 31, 2014): 63. DOI: https://doi.org/10.21111/tsaqafah.v10i1.64
Syamil Qur’an (Miracle Reference). Bandung, 2010.